Profil Desa Patukgawemulyo
Ketahui informasi secara rinci Desa Patukgawemulyo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Patukgawemulyo, Mirit, Kebumen, merupakan desa agraris dinamis dengan potensi utama pada jambu kristal dan industri lanting. Didukung pemerintahan proaktif dan kolaborasi strategis, desa ini terus berkembang pesat secara ekonomi dan sosial.
-
Pusat Pertanian Jambu Kristal
Patukgawemulyo merupakan salah satu sentra utama penghasil jambu kristal di Kebumen, yang menjadi penggerak utama perekonomian lokal.
-
Pemerintahan Desa Inovatif
Pemerintah Desa Patukgawemulyo menunjukkan tata kelola yang proaktif, terlihat dari program seperti percepatan pembayaran PBB dan inisiatif pembangunan lainnya yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
-
Pengembangan Ekonomi Kreatif
Adanya diversifikasi produk olahan jambu kristal dan eksistensi industri makanan ringan (lanting) menandakan tumbuhnya semangat wirausaha untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal.

Terletak di wilayah tenggara Kabupaten Kebumen, Desa Patukgawemulyo, Kecamatan Mirit, menjelma menjadi kawasan agraris yang berdenyut dengan potensi ekonomi signifikan. Berada di dataran rendah pesisir, desa yang berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat kota Kebumen ini membangun identitasnya melalui sektor pertanian, khususnya budidaya jambu kristal, serta semangat kewirausahaan yang hidup di tengah masyarakatnya. Dengan dukungan tata kelola pemerintahan desa yang modern dan jalinan kerja sama dengan berbagai pihak, Patukgawemulyo secara bertahap memantapkan posisinya sebagai desa yang berdaya saing.
Kisah desa ini bermula dari sebuah kawasan rawa-rawa yang menurut catatan sejarah lokal, mulai berdiri sebagai pemukiman definitif sekitar tahun 1898. Transformasi dari lahan basah menjadi area produktif menjadi fondasi sejarah yang membentuk karakter masyarakatnya yang ulet dan adaptif. Kini, desa tersebut menjadi salah satu dari 22 desa di Kecamatan Mirit yang terus berupaya mengoptimalkan sumber daya alam dan manusianya untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.
Geografi dan Tata Kelola Wilayah
Desa Patukgawemulyo secara geografis merupakan bagian dari Kecamatan Mirit yang memiliki topografi dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 8 meter di atas permukaan air laut. Posisi ini menjadikan wilayah tersebut subur untuk kegiatan pertanian, namun juga memiliki tantangan tersendiri, seperti yang tercatat pada tahun 2020 saat Patukgawemulyo menjadi salah satu desa yang terdampak bencana banjir.
Secara administratif, Kecamatan Mirit memiliki luas total 52,35 km² (5.235 Hektar). Data statistik dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Mirit Dalam Angka" menjadi rujukan utama untuk data demografis dan kewilayahan. Berdasarkan data BPS untuk Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Kecamatan Mirit tercatat sebanyak 51.520 jiwa, yang menggambarkan kepadatan dan skala kependudukan di wilayah ini. Adapun luas wilayah, jumlah penduduk spesifik dan kepadatan penduduk untuk Desa Patukgawemulyo tercatat dalam dokumen statistik tersebut.
Batas-batas administratif desa merupakan aspek krusial dalam perencanaan pembangunan. Pemerintah Kabupaten Kebumen, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, pada awal tahun 2023 telah melaksanakan program "Sosialisasi Teknis Penetapan Batas Desa" di seluruh Kecamatan Mirit. Langkah ini menandai upaya pemerintah daerah untuk memfinalisasi dan menetapkan batas-batas desa secara digital dan legal melalui Peraturan Bupati. Proses ini bertujuan memberikan kepastian hukum atas wilayah setiap desa, termasuk Patukgawemulyo, yang berbatasan langsung dengan desa-desa tetangganya di Kecamatan Mirit. Adapun batas wilayah Kecamatan Mirit secara umum ialah:
Sebelah Utara: Kecamatan Prembun
Sebelah Timur: Kecamatan Bonorowo dan Kabupaten Purworejo
Sebelah Selatan: Samudera Hindia
Sebelah Barat: Kecamatan Ambal dan Kecamatan Kutowinangun
Perekonomian Desa Berbasis Agrikultur dan UMKM
Penggerak utama roda perekonomian Desa Patukgawemulyo terletak pada sektor agrikultur. Komoditas yang menjadi primadona dan menjadi ikon desa ini ialah jambu kristal (Psidium guava). Lahan-lahan pertanian yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk membudidayakan jambu yang dikenal memiliki biji minim dan daging buah yang renyah ini. Melimpahnya hasil panen menempatkan Patukgawemulyo sebagai salah satu pemasok penting jambu kristal di pasar lokal Kebumen dan sekitarnya.
Namun melimpahnya panen seringkali membawa tantangan klasik bagi para petani, yaitu fluktuasi harga yang tajam saat musim panen raya tiba. Menghadapi persoalan ini, masyarakat Patukgawemulyo, khususnya kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) "Margo Mulyo", tidak tinggal diam. Berbagai inisiatif untuk melakukan diversifikasi produk olahan jambu kristal telah digalakkan. Melalui program pemberdayaan yang bekerja sama dengan akademisi dari berbagai universitas, para ibu rumah tangga dan petani dibekali keterampilan untuk mengolah jambu kristal menjadi produk bernilai tambah seperti sirup, selai, dan dodol. Upaya hilirisasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperpanjang umur simpan buah, tetapi juga untuk membuka peluang pasar baru dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Selain jambu kristal, desa ini juga memiliki potensi dalam industri makanan ringan. Salah satu produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkembang ialah lanting, camilan khas Kebumen yang terbuat dari singkong. Salah seorang warga dilaporkan telah sukses mengembangkan usaha produksi lanting dengan berbagai varian rasa, yang mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar dan berpotensi menjadi ikon kuliner khas desa. Keberadaan industri rumah tangga ini menunjukkan resiliensi dan kreativitas ekonomi warga dalam memanfaatkan potensi selain pertanian.
Tata Kelola Pemerintahan dan Partisipasi Publik
Pemerintahan Desa Patukgawemulyo di bawah kepemimpinan Kepala Desa Anam Lutfi, S.E., menunjukkan corak administrasi yang aktif dan inovatif. Salah satu program unggulan yang berhasil menarik perhatian publik yakni "Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Satu Hari Lunas". Program yang dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir ini merupakan sebuah terobosan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak di tingkat desa.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah desa memfasilitasi pembayaran kolektif di balai desa dengan target pelunasan mayoritas PBB dalam satu hari. Untuk menarik antusiasme warga, acara ini seringkali dimeriahkan dengan penyediaan hadiah (doorprize), bahkan hingga hadiah utama berupa ternak kambing. Menurut Anam Lutfi dalam sebuah kesempatan pada Februari 2022, program ini terbukti efektif untuk mempercepat pemasukan PBB ke kas daerah dan mencegah adanya tunggakan. "Pembayaran serempak ini kami lakukan agar tidak ada tunggakan pajak yang dilakukan warga Patukgawemulyo. Dengan beragam pendekatan, warga bisa menerima kebijakan yang kita lakukan ini," ujarnya. Keberhasilan program ini, yang mampu mencapai realisasi di atas 90% pada hari pelaksanaan, menjadi cerminan dari sinergi yang baik antara aparat desa dan masyarakat.
Pemerintah desa juga aktif menjalin kerja sama eksternal. Pada tahun 2021, Desa Patukgawemulyo menjadi salah satu dari enam desa di Jawa Tengah yang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga. Kerja sama ini difokuskan pada sinergi kurikulum merdeka belajar dan upaya pembangunan masyarakat desa, yang membuka ruang bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan penelitian serta pengabdian yang relevan dengan kebutuhan desa. Keterlibatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari berbagai universitas, seperti Universitas Sebelas Maret (UNS), juga kerap membantu pelaksanaan program-program desa.
Pembangunan Sosial, Pendidikan, dan Infrastruktur
Pembangunan sumber daya manusia menjadi perhatian di Desa Patukgawemulyo. Di sektor pendidikan, desa ini memiliki fasilitas pendidikan dasar, antara lain SD Negeri 1 Patukgawemulyo dan SD Negeri 2 Patukgawemulyo, yang menjadi fondasi pendidikan formal bagi anak-anak di desa tersebut. Keberadaan lembaga pendidikan ini sangat vital untuk memastikan generasi penerus mendapatkan akses pengetahuan yang layak.
Di bidang sosial kemasyarakatan, kegiatan pemberdayaan terus berjalan. Salah satu contohnya adalah pelatihan jurnalistik yang pernah diadakan untuk para remaja desa. Inisiatif semacam ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan pemuda, membuka wawasan, serta memberikan kegiatan positif di luar jam sekolah.
Dari sisi infrastruktur, pada tahun 2015, pemerintah desa pernah melakukan pembongkaran Balai Desa lama dengan rencana untuk pengembangan pasar desa. Hal ini mengindikasikan adanya visi jangka panjang untuk menata ruang desa demi kepentingan ekonomi yang lebih luas. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dasar seperti jalan, saluran irigasi, dan fasilitas umum lainnya terus menjadi bagian dari agenda pembangunan desa yang dialokasikan melalui dana desa dan sumber pendapatan lainnya. Kehidupan beragama di desa juga berjalan dengan baik, ditopang oleh sarana peribadatan yang tersedia bagi masyarakat. Dengan demikian, Patukgawemulyo terus menapaki jalan pembangunan yang seimbang antara kemajuan ekonomi, penguatan kapasitas sosial, dan penyediaan layanan dasar yang memadai bagi warganya.